Kumpulan Ayat² Tentang Pendidikan
Ayat Tentang Suara Wanita Berdasarkan Al Quran
Ayat Tentang Siapa Pewaris Bumi
Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-A'raf,128)
Ayat utuh selengkapnya sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surah 7 ( Al A'raf ayat 128 )
Artinya:
Musa berkata kepada kaumnya, "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
Berdasarkan ayat ini maka pewaris bumi pertama adalah orang yg bertakwa kepada Allah dgn takwa yg sebenar2nya.
Tafsir Jalalayn:
(Musa berkata kepada kaumnya, "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah) dalam menghadapi penganiayaan mereka (sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah yang diwariskan-Nya (kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik) yang terpuji (adalah bagi orang-orang yang bertakwa.") terhadap Allah.
Artinya:
Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh (Al Anbiya' 105).
Tafsir Muyassar:
Sesungguhnya Kami telah menuliskan dalam kitab-kitab yang diturunkan, sesudah dituliskan dalam al-Lauh al-Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Allah yang shalih yang melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan menjauhi apa yang mereka dilarang darinya, yaitu umat Muhammad
Tafsir Ibnu Katsir:
Allah SWT berfirman, memberitahukan tentang apa yang telah dipastikanNya dan apa yang telah ditetapkan-Nya buat hamba-hamba-Nya yang saleh, yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat; di dunia dipusakakan-Nya bumi ini kepada mereka, selain kebahagiaan di akhirat nanti yang menjadi milik mereka. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan firman Allah SWT:
#Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka,# (An-Nur, [24:55])
Selanjutnya Allah menyebutkan bahwa hal ini telah tertulis di dalam kitab-kitab syariat, juga takdir; hal ini pasti akan terjadi. Untuk itu Allah SWT berfirman:
#Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuz.# (Al-Anbiya, [21:105])
Al-A'masy pernah bertanya kepada Sa'id ibnu Jubair tentang makna firman Allah SWT:
#Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuz.#
(Al-Anbiya, [21:105]) Bahwa yang dimaksud dengan az-zikr ialah kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Mujahid mengatakan bahwa Zabur adalah nama kitab.
Ibnu Abbas, Asy-Sya'bi, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang telah mengatakan bahwa Zabur adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud, sedangkan ADZ DZIKR artinya kitab Taurat.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ADZ-DZIKR artinya Al-Qur'an.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa ADZ-DZIKR ialah kitab yang ada di langit.
Mujahid mengatakan bahwa Zabur artinya semua kitab sesudah ADZ-DZIKR, ADZ-DZIKR ialah kitab yang ada di sisi Allah (Lauhul Mahfuz). Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Hal yang sama telah dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam, bahwa ADZ-DZIKR adalah kitab pertama.
As-Sauri mengatakan bahwa ADZ-DZIKR artinya Lauhul Mahfuz.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa Zabur adalah kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi, sedangkan ADZ-DZIKR ialah Ummul Kitab yang telah tercatat di dalamnya segala sesuatu sebelum itu.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah SWT telah menyebutkan di dalam kitab Taurat dan kitab Zabur serta pengetahuan-Nya yang terdahulu sebelum ada langit dan bumi, bahwa Dia akan mempusakakan bumi ini kepada umat Muhammad SAW dan Dia akan memasukkan mereka yang saleh ke dalam surga-Nya.
Mujahid telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya:
#bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.#
(Al-Anbiya, [21:105]) Bahwa yang dimaksud dengan bumi ialah bumi surga.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abul Aliyah, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Asy-Sya'bi, Qatadah, As-Saddi, Abu Saleh, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan As-Sauri. Abu Darda mengatakan, "Kitalah yang dimaksud dengan orang-orang saleh itu." Sedangkan menurut As-Saddi, mereka adalah orang-orang mukmin.
Ayat Tentang Perbedaan Orang Mukmin dan Kafir
Allah SWT berfirman dalam QS 47 : 12
Terjemahnya:
Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka. (Surah Muhammad ayat 12)
Tafsir Ibnu Katsir:
Kemudian Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Yakni pada hari kiamat nanti.
Yaitu dalam kehidupan dunia mereka senang, dan mereka hidup hanya untuk makan sebagaimana binatang makan, yakni tujuan mereka hanyalah makan dan bersenang-senang dalam dunia ini. Karena itulah disebutkan dalam hadis sahih melalui sabda Rasulullah SAW:
Orang yang mukmin makan dengan satu perut, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh perut.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.
Yakni di hari mereka mendapat pembalasan.
Tafsir Jalalayn:
(Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang) di dunia (dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang) tiada lagi yang menjadi kepentingan mereka selain dari perut dan nafsu syahwatnya dan mereka sama sekali tidak menoleh sedikit pun kepada masalah akhirat. (Dan neraka adalah tempat tinggal mereka) atau, tempat menetap dan tempat kembali mereka untuk selama-lamanya.
Tafsir Muyassar:
Sesungguhnya, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan mereka yang beramal saleh ke surga yang mengalir sungai-sungai di bawah pohonnya, sebagai bentuk pemuliaan bagi mereka. Perumpamaan orang kafir ketika mereka makan dan bersenang-senang di dunia seperti hewan ternak yang tidak ada yang dapat mencemaskan mereka kecuali hanya makanan saja. Dan neraka Jahanamlah tempat kembalinya mereka.
Ayat Tentang Arti Shalawat dari Allah atas Nabi dan Kita
Artinya:
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
Tafsir Jalalayn:
(Dialah Yang memberi rahmat kepada kalian) yang membelaskasihani kalian (dan malaikat-Nya) memohonkan ampunan buat kalian (supaya Dia mengeluarkan kalian) supaya Dia terus menerus mengeluarkan kalian (dari kegelapan) yakni kekafiran (kepada cahaya) yaitu keimanan. (Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman).
Allah SWT berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 56:
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
Tafsir Jalalayn:
(Dialah Yang memberi rahmat kepada kalian) yang membelaskasihani kalian (dan malaikat-Nya) memohonkan ampunan buat kalian (supaya Dia mengeluarkan kalian) supaya Dia terus menerus mengeluarkan kalian (dari kegelapan) yakni kekafiran (kepada cahaya) yaitu keimanan. (Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman).
Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui Amirul Mukminin Umar ibnul Khattab RA yang telah menceritakan bahwa Rasulullah SAW melihat seorang wanita dari kalangan para tawanan yang menggendong anak kecilnya, lalu menempelkannya pada dadanya dan menyusuinya. Maka Rasulullah SAW bertanya,
Maksudnya: "Bagaimanakah pendapat kalian, apakah wanita ini tega mencampakkan bayinya ke dalam api, sedangkan ia mampu melakukannya?" Mereka menjawab, "Tidak." Rasulullah SAW bersabda: "Maka Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada wanita ini kepada anaknya."
Ayat tentang Janji Setan Di Hadapan Allah Untuk Manusia
Bahwa Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 16 - 17 tentang janji syaitan, sebagaimana berikut:
Terjemah:
(Iblis) menjawab, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,
... kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."
(QS. Al-A'raf, 16-17)
Tafsir Jalalayn:
(Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menyesatkan saya) Engkau telah menghukum saya; huruf ba mengandung makna qasam/sumpah dan sebagai jawabnya ialah (saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka) yaitu anak-anak Adam (dari jalan Engkau yang lurus) maksudnya dari jalan yang dapat mempertemukan mereka kepada Engkau.
... (Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka) maksudnya dari segala penjuru, kemudian aku halang-halangi mereka untuk bisa menempuh jalan-Mu itu. Akan tetapi Ibnu Abbas memberikan penafsirannya, bahwa iblis tidak akan dapat mendatangi mereka dari arah atasnya hal itu supaya ia jangan menghalang-halangi jalan antara hamba dengan rahmat Allah swt. (dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur") yakni beriman.
Tafsir Muyassar:
Iblis yang dilaknat Allah berkata: "Karena Engkau telah menyesatkan aku, aku akan berusaha keras menyesatkan Bani Adam (manusia) dari jalan-Mu yang lurus, dan aku akan menghalang-halangi mereka dari agama Islam sebagai fitrah mereka."
.... Kemudian aku akan mendatangi mereka dari segala penjuru. Aku akan menghalang-halangi mereka dari kebenaran dan aku akan perlihatkan kebatilan tampak indah di mata mereka, aku akan tanamkan kepada mereka cinta dunia dan ragu terhadap akhirat. Dan Engkau tidak akan mendapatkan banyak dari keturunan Bani Adam (manusia) yang bersyukur atas nikmat-nikmat-Mu.
Dengan senantiasa mengingat Ayat tentang Janji Setan Di Hadapan Allah ini, diharapkan, kita semakin waspada terhadap gangguan syaitan yg selalu mengancam keimanan kita dari berbagai penjuru arah.
Salah satu kiat kita menanggulangi hal ini yaitu menjalankan anjuran Allah dan Rasulullah, yakni sering2 membaca kalimat Ta'awwudz. Semoga dgn perlawanan ini kita iman kita terjaga, islam kita istiqamah hingga akhirat. Aaamiin Yra.
Dilematis, Ikut Kebanyakan Orang Atau Kebenaran Ayat
Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.
Tafsir Jalalayn:
(Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi) yakni orang-orang kafir (niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah) yaitu agama-Nya (sama sekali) (mereka tidak akan mau mengikuti kecuali hanya pada prasangka belaka) dalam perdebatan mereka denganmu tentang masalah bangkai, yaitu di kala mereka berkata, "Apa yang telah dibunuh oleh Allah lebih berhak untuk kamu makan daripada apa yang kamu bunuh sendiri." (dan sama sekali) tidak lain (mereka hanyalah berdusta) di dalam hal tersebut.
Tafsir Kemenag RI:
Setelah menjelaskan tentang kebenaran Nabi Muhammad, Allah melarangnya untuk menghiraukan musuh-musuhnya yang tidak mau tergerak untuk mengikuti petunjuk Allah.
Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini yang memilih kesesatan daripada hidayah, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka yang tidak memiliki landasan yang kuat, hanya karena mengikuti hawa nafsu belaka yang terus membuai mereka, dan mereka hanyalah membuat kebohongan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Tafsir Ibnu Katsir:
Allah SWT memberitahukan perihal kebanyakan penduduk bumi dari kalangan Bani Adam, bahwa mereka dalam keadaan sesat. Seperti yang disebut dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu.
(Ash-Shaffat, [37:71])
Dan firman Allah SWT:
Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya.
(Yusuf, [12:103])
Mereka dalam kesesatannya itu tidak merasa yakin akan perihal mereka sendiri, melainkan mereka berada dalam dugaan yang dusta dan perkiraan yang batil. Sebagaimana yang dinyatakan oleh firman-Nya:
Artinya:
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.
(Al-An'am, [6:116])
Makna lafaz AL-KHARSH ialah AL-HAZR artinya mandul. Dikatakan kharasha annakhlu, artinya pohon kurma itu tidak berbuah; semuanya itu terjadi karena takdir dan kehendak Allah semata.
Keterangan:
- Allah melarang setiap orang Islam mengikuti kebathilan meskipun itu pilihan banyak orang di muka bumi.
- Allah memerintahkan setiap orang Islam mengikuti kebenaran (petunjuk Al Quran) meskipun itu pilihan segelintir orang di muka bumi.
- Allah menurunkan pilihan dilematis semata-mata utk menguji kualitas keimanan dan ketakwaan dimiliki setiap orang Islam.
Kedustaan Orang Kafir Mau Nanggung Dosa Orang Islam
Inilah ayat tentang Kedustaan Orang Kafir Mau Menanggung Dosa Orang Islam. Kedustaan Orang Kafir Mau Menanggung Dosa Orang Islam. Muatan: gambar, tulisan arab, terjemah dan tafsir.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an Surah Al-'Ankabut, ayat 12;
وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّبِعُوْا سَبِيْلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطٰيٰكُمْۗ وَمَا هُمْ بِحٰمِلِيْنَ مِنْ خَطٰيٰهُمْ مِّنْ شَيْءٍۗ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ
Terjemahnya :
Dan orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Ikutilah jalan kami, dan kami akan memikul dosa-dosamu," padahal mereka sedikit pun tidak (sanggup) memikul dosa-dosa mereka sendiri. Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.
Tafsir Muyassar:
Orang-orang Quraisy yang mengingkari keesaan Allah dan tidak beriman kepada janji dan ancaman Allah, berkata kepada orang-orang yang membenarkan Allah dan mengamalkan syariat-Nya dari mereka: Tinggalkanlah agama Muhammad dan ikutilah agama kami, niscaya kami akan menanggung dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kalian. Padahal mereka tidak menanggung dosa-dosa mereka sedikit pun. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdusta dalam apa yang mereka katakan.
Tafsir Ibnu Katsir:
Firman Allah SWT:
*وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّبِعُوْا سَبِيْلَنَا*
#Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah jalan kami,#
(Al-'Ankabut, [29:12])
Allah SWT berfirman, menceritakan perihal orang-orang kafir Quraisy, bahwa mereka mengatakan kepada Orang-orang yang beriman dari kalangan mereka lagi mengikuti jalan hidayah, "Berbaliklah (murtadlah) kalian dari agama kalian, lalu kembali kepada agama kami dan mengikuti jalan kami."
*وَلْنَحْمِلْ خَطٰيٰكُمْ*
#dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu.#
(Al-'Ankabut, [29:12])
Maksudnya, jika kalian mempunyai dosa-dosa dalam kemurtadan kalian, maka kamilah yang akan menanggungnya. Perihalnya sama dengan perkataan seseorang, "Lakukanlah ini, dosamu akulah yang menanggungnya." Allah SWT menjawab ucapan mereka seraya mendustakannya:
*وَمَا هُمْ بِحَامِلِيْنَ مِنْ خَطٰيٰهُمْ مِّنْ شَيْءٍ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ*
#dan mereka (sendiri) sedikit pun tidak (sanggup) memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta.#
(Al-'Ankabut, [29:12])
Yakni dusta dalam ucapan mereka yang menyatakan bahwa mereka sanggup memikul beban dosa-dosa orang-orang yang mereka suruh untuk murtad dari agamanya. Karena sesungguhnya tiada seorang pun yang menanggung dosa orang lain. Sehubungan dengan hal ini Allah SWT telah berfirman dalam ayat lain:
*وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى وَاِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰى*
#Dan jika seorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu, tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.#
(Fathir, [35:18])
*وَلَا يَسْـَٔلُ حَمِيْمٌ حَمِيْمًا. يُبَصَّرُوْنَهُمْ*
#Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat.#
(Al-Ma'arij, [70:10]-[70:11])
Ayat Tentang Balasan Amal 'Kebaikan' Bagi Orang Kafir
Inilah Ayat Tentang Balasan Amal 'Kebaikan' Bagi Orang Kafir disertai gambar, makna terjemah dan tafsir
Allah SWT berfirman dalam
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍۢ بِقِيْعَةٍ يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ مَاۤءًۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَّوَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهٗ ۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ۙ
Artinya:Dan orang-orang yang kafir, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila (air) itu didatangi tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
( QS An-Nur, 39)
Keterangan;
Tafsir Muyassar:
Orang-orang yg kufur kepada Rabb mereka dan mendustakan para Rasul-Nya, semua amalan mereka seperti: silaturrahim, membebaskan tawanan dan amalan lain yg mereka anggap akan bermanfaat bagi mereka nanti di akhirat ternyata laksana fatamorgana. Yakni terlihat seperti air yg ada di tanah datar, yang disangka air oleh orang-orang yg sedang dahaga, tetapi bila didatanginya dia tidak mendapatkan air tersebut. Orang-orang kafir menyangka semua amalannya bisa bermanfaat namun ternyata pada hari kiamat ia tidak mendapatkan pahalanya. Ia hanya mendapati Allah Maha Mengawasi dirinya lalu Dia memberikan balasan amalnya dengan sempurna kepadanya. Dan Allah adalah Dzat yang Mahacepat perhitungan-Nya. Maka hendaknya orang yg bodoh tidak mengira bahwa ancaman ini adalah lambat karena ia pasti akan mendatanginya.
Tafsir Ibnu Katsir:
Perumpamaan pertama menggambarkan tentang keadaan orang-orang kafir militan yang menyeru orang lain kepada kekafirannya. Mereka menduga bahwa dirinya berada dalam jalan dan keyakinan yang benar, padahal kenyataannya mereka sama sekali tidak benar. Perumpamaan mereka dalam hal ini sama dengan fatamorgana yg terlihat di tanah datar yang luas dari kejauhan. Pemandangannya kelihatan seakan-akan seperti lautan yang berombak.
Artinya tanah datar yang luas dan membentang, fatamorgana akan kelihatan dari tanah seperti itu, dan terjadinya sesudah lewat tengah hari. Sedangkan kalau terjadi pada permulaan siang hari berupa seakan-akan ada air antara langit dan bumi, maka dinamakan al-al (embun).
Apabila fatamorgana terlihat oleh orang yang kehausan, maka ia akan menduganya sebagai air, lalu ia menuju ke arahnya dengan maksud untuk minum air darinya. Tetapi setelah dekat dengan fatamorgana, dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. (An-Nur, [24:39])
Demikian pula keadaan orang kafir, ia menduga bahwa dirinya telah mengerjakan suatu amal kebaikan, dan bahwa dirinya pasti mendapat sesuatu pahala. Tetapi apabila ia menghadap kepada Allah pada hari kiamat nanti dan Allah menghisabnya serta menanyai semua amal perbuatannya, ternyata dia tidak menjumpai sesuatu pun dari apa yang telah dilakukan sebelumnya. Adakalanya karena tidak ikhlas, atau adakalanya karena tidak sesuai dengan tuntunan syariat, seperti yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:
"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (Al-Furqan, [25:23])
Dan dalam surat ini Allah SWT berfirman:
(An-Nur, [24:39])
Dan orang kafir hanya mendapati ketentuan Allah yang sudah pasti ia hadapi di akhirat yaitu azab yang amat pedih sebagai balasan atas kekufurannya sewaktu di dunia.
Demikianlah menurut apa yg diriwayatkan dari Ubay ibnu Ka'b, Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah serta lain-lainnya.
Ayat Tentang Kulit Berbicara Sebagai Saksi
makna-alquran.blogspot.com.
home > daftar isi > ayat pilihan > terjemah
Inilah ayat-ayat tentang persaksian kulit, pendengaran dan penglihatan kelak menjadi saksi atas segala yg telah diperbuat badan sewaktu di dunia.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an Surah Fushshilat ayat 19
وَيَوْمَ يُحْشَرُ اَعْدَاۤءُ اللّٰهِ اِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke neraka lalu mereka dipisah-pisahkan.
Al Qur'an Surah Fushshilat ayat 20 :
حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَٰرُهُمْ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an Surah Fushshilat ayat 21:
وَقَالُوْا لِجُلُوْدِهِمْ لِمَ شَهِدْتُّمْ عَلَيْنَا ۗقَالُوْٓا اَنْطَقَنَا اللّٰهُ الَّذِيْٓ اَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَّهُوَ خَلَقَكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۙ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Dan mereka berkata kepada kulit mereka, "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" (Kulit) mereka menjawab, "Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan."
Demikian Ayat Tentang Kulit Berbicara Sebagai Saksi perbuatan manusia selagi di dunia. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari ayat ini dən termasuk orang2 yg selamat dari adzab Allah swt. Aaamiiiin Yra.
Ayat Tentang Hewan Melata Bersujud Kepada Allah
Inilah ayat al Quran sebagai dalil bahwa hewan melata bersujud kepada Allah. Bahkan ada penafsiran semua makhluk di langit dən di bumi tunduk patuh beribadah kepada Allah sesuai kapasitas masing2.
Ayat ini disertai gambar sehingga mudah di save n share, juga disertai teks sehingga bisa di copy paste. Semoga ini lebih memberi manfaat, baik utk kita maupun org lain.
وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّالْمَلٰۤئِٕكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ
Terjemahan:
Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi hanya bersujud kepada Allah, yaitu semua makhluk melata (bergerak) dan (juga) para malaikat, dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.
(Quran, Surah: An-Nahl, 49
)
Keterangan;
Tafsir Muyassar:
Semua yang ada di langit dan yang melata di bumi bersujud kepada Allah semata, dan juga para malaikat bersujud kepada-Nya dan tidak menolak dari beribadah kepada-Nya. Malaikat disebutkan secara khusus setelah keumuman, karena keutamaan, kemuliaan dan banyak ibadah mereka.
Tafsir Jalalain:
(Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi) artinya semua makhluk itu tunduk kepada-Nya. Sesuai dengan karakternya; kemudian mereka diungkapkan dalam bentuk yang tidak berakal, mengingat mereka yang tidak berakal jumlahnya lebih banyak (dan juga para malaikat) mereka disebutkan secara khusus di sini karena mengingat keutamaan yang mereka miliki (sedangkan para malaikat itu tidak menyombongkan diri) tidak pernah sekejap pun meninggalkan beribadah kepada-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir:
Abu Galib Asy-Syaibani mengatakan, laut berombak merupakan ungkapan shalatnya, dan laut diumpamakan sebagai makhluk yang berakal bila sujud dikaitkan kepadanya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
*وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ مِنْ دَاۤبَّةٍ*
"Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi."
(An-Nahl, [16:49])
Sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
*وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّظِلٰلُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ*
"Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari."
(Ar-Ra'd, [13:15])
Ayat Tentang Orang Mati Mau Bersedekah
Inilah Ayat Tentang Orang Mati Mau Bersedekah. Dengn kata lain, bahwa sebenarnya orang yg sudah meninggal itu apabila diberi kesempatan hidup lagi ia mau bersedekah. Tapi sayang kesempatan hidup di alam dunia hanya sekali, dan ia sdang menjalani hidup di alam kubur.
Ayat ini dilengkapi gambar, terjemah dan tafsirnya. Semoga ini bisa menjadi salah satu pedoman kita dalam menjalani kehidupan yg qur'ani demi kehidupan ukhrawi yg dipenuhi kenikmatan surgawi. aaaamiiiin yra.
Beginilah Peringatan Al-Qur'an Bagi Orang Zalim
Ayat Tentang Penyesalan Orang Tidak Segera Bersedekah
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
[Al-Munafiqun, 10]
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun.
[Al-Baqarah,263].
Tentang ayat Penghilang/Pembatal Pahala Sedekah, bisa dilihat di link ini:
https://makna-alquran.blogspot.com/2020/05/ayat-tentang-penghilang-pahala-sedekah.html
Ayat Tentang Penghilang Pahala Sedekah
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah, 264).
Ayat tentang penyesalan orang yg tidak sempat bersedekah di dunia terbawa sampai mati, bisa dilihat DISINI.
#sedekah=sodaqoh
AYAT TENTANG KAPAN TERJADINYA KIAMAT
Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba. (Al-A'raf: 187)
Ayat Tentang Musibah Datang Hanya Atas Izin Allah
Artinya:
(At-Taghābun, 11).
Keterangan tafsir:
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dengan perintah Allah, yakni dengan kekuasaan dan kehendak-Nya.
Yakni mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah dan mengatakan:
Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kami dikembalikan. (Al-Baqarah: 156)
Di dalam hadis yang telah disepakati disebutkan sebagai berikut:
Sungguh mengagumkan orang mukmin itu, tiadalah Allah memutuskan suatu keputusan baginya kecuali adalah kebaikan belaka baginya. Jika ia tertimpa kedukaan, maka ia bersabar, dan bersabar itu adalah baik baginya. Dan jika ia mendapat kesukaan, maka bersyukurlah ia dan bersyukur itu lebih baik baginya. Dan hal itu tidak didapati pada seorang pun kecuali pada diri orang mukmin.
Ayat Tentang Penyebab Malas Shalat, Dzikir dan Infak
Baiklah, ini dia 2 ayat dimaksud;
GAMBAR AYAT PERTAMA |
GAMBAR AYAT KEDUA |
Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan salat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. (At-Taubah, 54)
- Penyebab malas shalat, dzikir, dan infak yaitu sifat munafik dan riya'.
- Solusinya yaitu mengembalikan keimanan kepada Allah dən Rasulullah serta menanamkan keikhlasan di dalam setiap amal ibadah yg dilakukan.
Ayat Tentang Orang yang Mati Di Jalan Allah, Itu Hidup
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
( Al-Baqarah, ayat 154 ).
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki◾
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.◾
Mereka bergembira hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.◾
( Ali Imran, ayat 169-171 )
Ayat Tentang Ketidakrelaan Yahudi dan Nasrani Terhadap Islam
( Al-Baqarah, Ayat 120 )